Sejarah SIngkat

Sejarah Singkat
Bandar Udara Haluoleo (IATA: KDI, ICAO: WAWW), adalah bandar udara yang terletak di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Sebelumnya bernama Bandar Udara Robert Wolter Monginsidi, pahlawan nasional Indonesia yang dieksekusi oleh Belanda selama Revolusi Nasional Indonesia. Sejak tanggal 13 Februari 2010 nama bandar udara ini diubah untuk menghormati seorang ksatria Konawe bernama Haluoleo. Haluoleo sendiri memiliki arti "delapan hari" dalam bahasa Tolaki.
Bandara ini menjadi salah satu pintu utama transportasi Kota Kendari dan terus mengalami pengembangan, seperti perluasan apron dan landasan pacu. Pada tahun 2011, apron diperluas, dan landasan pacu diperluas hingga 2.500 meter pada akhir tahun 2012. beberapa peningkatan pelayanan, khususnya dengan adanya fasilitas Aerobridge atau Garbarata yang memudahkan penumpang memasuki kawasan terminal keberangkatan dan kedatangan bandara dan menuju dari dan ke pesawat udara. Dalam rencana lebih lanjut, landasan pacu akan direvitalisasi menjadi 3.100 meter untuk menjadi bandara berstandar internasional. . Hal ini berkaitan dengan frekuensi penerbangan yang meningkat dan adanya penggunaan pesawat generasi terbaru seri tipe Narrow-Body yang digunakan beberapa maskapai seperti; Lion Air, Batik Air, Super Air Jet, Citilink Indonesia, Garuda Indonesia, Pelita Air dan Wings Air. Dan apron bandara dapat menampung tidak kurang dari 7 pesawat berbadan lebar Narrow-Body sekelas Boeing 737-900ER maupun Airbus A320
Selain nama bandara, nama Haluoleo juga digunakan untuk perguruan tinggi negeri lokal, yaitu Universitas Haluoleo. Nama Haluoleo dipilih untuk menghormati sosok Haluoleo yang dianggap sebagai pemimpin yang bijaksana dan gigih dalam membela tumpah darahnya.